Headline News

PT KDI Respons Tudingan Warga, Laporkan Legalitas Surat Keterangan ke Polda Sultra

Avatar
611
×

PT KDI Respons Tudingan Warga, Laporkan Legalitas Surat Keterangan ke Polda Sultra

Sebarkan artikel ini
PT KDI Respons Tudingan Warga, Laporkan Legalitas Surat Keterangan ke Polda Sultra
Ketgam: Foto Sutamin Rembasa saat dalam lokasi lahan PT KDI di Konawe Utara.

KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM – PT Kelompok Delapan Indonesia (KDI) yang melakukan aktivitas pertambangan nikel di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) merespons sejumlah tudingan yang dilontarkan kepada pihaknya.

PT KDI Respons Tudingan Warga, Laporkan Legalitas Surat Keterangan ke Polda Sultra


Kepala Supervisor PT KDI, Sutamin Rembasa membantah tudingan terkait royaliti dan pembebasan lahan yang tidak diberikan pihak perusahaannya kepada warga.

Ia menegaskan pembayaran royaliti terhadap masyarakat atas nama Jamil serta beberapa temannya telah ditunaikan pihak perusahaan. Bahkan, ia mengaku, pembayaran royaliti tersebut telah dilakukan beberapa kali.

PT KDI Respons Tudingan Warga, Laporkan Legalitas Surat Keterangan ke Polda Sultra

Sutamin meminta kepada warga yang melakukan klaim lahan kepada perusahaannya hendaknya disertai dengan legalitas yang jelas.

BACA JUGA:  DPRD Konsel Gelar Rapat Paripurna Peringatan HUT ke-20 Kabupaten Konsel

“Seharusnya kalau ada klaim lahan harus mempunyai legalistas dalam bentuk sertifikat atau SKT (Surat Kepemilikan Tanah),” tegasnya.

Ia mengungkap, pihak perusahaannya sudah tak ingin lagi berurusan dengan hal demikian karena mulai ingin fokus untuk menambang.

“Karena sudah mau menambang, sehingga pimpinan kami tidak lagi mau berurusan terkait kepemilikan lahan,” jelas Sutamin.

Sutamin mengungkap, Jamil yang mengaku sebagai pemilik lahan sebelumnya pernah menjadi karyawan PT KDI selama 2 tahun.

BACA JUGA:  Temukan Balita Gejala Stunting, Pemerintah Kecamatan Moramo Bentuk Satgas Terpadu

“Dalam perjalananya, dia mengklaim lahan yang berada di IUP PT KDI seluas 4 hektar merupakan miliknya, berdasarkan Surat Keterangan Tanam tumbuh yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Lameruru, Aswad,” tuturnya.

Sementara menurut Sutamin, IUP PT KDI terbit pada tahun 2010. Sedangkan Surat Keterangan Tanam Tumbuh yang dikeluarkan Kades Lameruru tahun 2022.

“Pertanyaanya, kenapa bukan dari awal Jamil datang klaim, kenapa baru sekarang?” kata Sutamin.

Agar masalah tersebut tidak berlarut-larut, Sutamin mengatakan jika Jamil diberi kompensasi pertongkangnya dalam bentuk royaliti lahan.

BACA JUGA:  Lagi, Polda Sultra Dengar Curhatan Warga di Desa Opaasi Lameuru

Belakangan, Sutamin mengaku, Jamil muncul lagi dengan mengajukan penawaran agar dinaikan lagi kompensasinya menjadi 0,5 per metrik ton.

“Dalam perjalananya lagi, tiba-tiba dia muncul membawa ormas mengajukan permintaan agar dinaikkan menjadi 1 dolar per metrik ton serta meminta SPK ekslusif,” ungkapnya.

Sutamin mengaku pihaknya selaku PT KDI sudah melaporkan kepada penegak hukum untuk menguji keabsahan legalitas Surat Keterangan Tanam Tumbuh tersebut.

“Kami sudah laporkan Jamil dan Kepala Desa Lameruru Aswad di Polda Sultra. Insya allah hari Senin depan mereka akan dipanggil,” pungkasnya. (SS/Eko)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!