KONAWE, SULTRASATU.COM– Masyarakat Desa Duriaasi Kabupaten Konawe melakukan aksi tanam pisang di tengah jalan poros sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kabupaten Konawe yang seolah menutup mata akan kondisi jalan yang berlubang dan tak tersentuh aspal di Desa Duriaasi.
Pasalnya, kondisi jalan yang tidak layak tersebut sudah berlangsung lama. Bahkan, diperkirakan, kondisi jalan rusak yang juga menghubungkan 3 desa lainya sudah berlangsung kurang lebih 10 tahun.
Salah seorang masyarakat yang menanam pisang di tengah jalan, Dekol mengatakan, Desa Duriaasi merupakan lumbung padi untuk Kabupaten Konawe. Bahkan juga, sebagai desa penyuplai sayur-sayuran di Kota Kendari. Dimana, setiap hari ada 20 hingga 40 mobil mengambil sayur di Desa Duriaasi untuk disuplai di Kendari.
“Namun, mirisnya jalanya tidak pernah diperbaiki atau di sentuh oleh Pemda Konawe yang merupakan jalan penghubung antara Desa Duriaasi, Desa Wonggeduku, Wonggeduku Barat, dan Kecamatan Konawe dalam hal ini Sanggona,” tegas Dekol, Selasa (2/04/2023)
Menurut Dekol, kerusakan jalan poros di Desa Duriaasi saat ini sangatlah parah yang disertai lumpur yang akan mempengaruhi proses suplai sayur maupun padi di Konawe.
“Jadi Desa Duriaasi ini merupakan pusat perekonomian. Apalagi di sana juga ada pasar Kecamatan Wonggeduku. Tapi mirisnya, jalannya tidak pernah di perhatikan,” terangnya.
Ia pun menegaskan, aksi tanam pisang di jalan masih akan terus dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kabupaten Konawe yang merupakan induk Ibukota Sulawesi tenggara.
“Ini sudah bertahun-tahun tidak pernah diaspal, tidak pernah di perbaiki jalanya. Sudah ada hampir 10 tahun tidak ada perbaikan,” tutupnya. (SS/MITA)