Hukrim

Geger Penemuan Kerangka Manusia di Desa Walando Buteng

Redaksi 01
931
×

Geger Penemuan Kerangka Manusia di Desa Walando Buteng

Sebarkan artikel ini

BUTONTENGAH, SULTRASATU. COM- Warga Lombe digegerkan dengan penemuan kerangka manusia di belakang swalayan di Desa Walando, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Rabu (30/10/2024) sekitar pukul 15.30 Wita.

Kerangka manusia tersebut pertama kali ditemukan oleh warga bernama Yudi (32) bersama istrinya saat sedang membersihkan lahan kebunnya.

Idul Fitri 1446 H | 2025 - Pemda Konawe Utara   Idul Fitri 1446 H | 2025 - Konawe Utara

Melihat kerangka tersebut, saksi kemudian melaporkannya ke Polres Buton Tengah.

Tim Unit Inafis Satreskrim Polres Buton Tengah yang dipimpin KBO Satreskrim Ipda Kamaluddin langsung bergerak menuju ke TKP penemuan kerangka manusia.

BACA JUGA:  Kasus Korupsi, Mantan Wali Kota Kendari Sulkarnain dan Staf Ahlinya Divonis 1 Tahun Penjara

Kapolres Buton Tengah AKBP Wahyu Adi Waluyo, S.I.K menjelaskan mengurai saksi menemukan kerangka terset ketika membabat rumput di kebunnya.

Saksi bersama istrinya menemukan tengkorak kepala manusia yang kemudian langsung pulang menemui Harudi (52) yang pernah melaporkan kehilangan orang tuanya Wa Daana di Polres Buton Tengah pada 27 Maret 2024.

“Unit Inafis Satreskrim Polres Buton Tengah langsung turun ke TKP melaksanakan olah TKP,” terang Wahyu melalui keterangan persnya.

BACA JUGA:  Diduga Ketahuan Selingkuh, Pria di Kendari Tega Aniaya Istri Sendiri

“Berdasarkan hasil identifikasi Unit Inafis dan pihak keluarga kerangka manusia tersebut diketahui adalah kerangka perempuan bernama WD yang sebelumnya menghilang pada 27 Maret 2024,” tambahnya.

Wahyu menuturkan berdasarkan keterangan anak korban Harudi (52) orang tuanya WD yang berusia telah lebih dari 70 tahun.

Korban mengidap penyakit pikun yang dikarenakan usianya yang sudah tua telah meninggalkan rumah sejak hari Rabu tanggal 27 Maret 2024.

“Korban terakhir dilihat sedang berjalan didepan Swalayan menggunakan pakaian berwarna coklat gelap dan celana berwarna merah muda, ” ungkapnya.

BACA JUGA:  Polisi Limpahkan Berkas Perkara Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Profesor B ke Kejari Kendari

Lanjut Wahyu, pihaknya telah menyarankan kepada pihak keluarga korban agar korban tetap dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Namun, keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan meminta agar korban dapat kebumikan oleh keluarga secara layak.

“Setelah dilaksanakan identifikasi, Unit Inafis kemudian menyerahkan kerangka tersebut beserta barang-barangnya ke pihak keluarga untuk dimakamkan, ” pungkasnya. (SS/ED)