Headline News

Dinas Dikbud Konut Dorong Budaya Tolaki Masuk Kurikulum SD dan SMP

Avatar
761
×

Dinas Dikbud Konut Dorong Budaya Tolaki Masuk Kurikulum SD dan SMP

Sebarkan artikel ini
Ketgam: Siswa SD di Konut saat mengikut salah satu pelatihan yang dibuat Dinas Dikbud Konut. Foto: Ist.

KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM -Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe Utara (Konut) mendorong budaya Suku Tolaki masuk dalam kurikulum pembelajaran Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).


Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Dikbud Konut, Asmadin, S.Pd., M.M. melalui Kabid Pendidikan Dasar, Hartawan, S.Pd., M.Pd. pada Rabu (15/11/2023).

Hartawan mengungkap, budaya Suku Tolaki ini nantinya akan masuk dalam mata pelajaran Muatan Lokal.

Ketgam: Plt. Kadis Dikbud Konut, Asmadin, S.Pd., M.M

“(Pelajaran) Muatan Lokal sudah lama kami godok. Sejak saya sebagai Kepala Seksi Kurikulum kita buat peraturan bupati tentang kurikulum muatan lokal,” ungkap Hartawan di ruang kerjanya.

BACA JUGA:  Pemda Konsel Berikan Pupuk Gratis Terhadap Kelompok Tani

Ia mengatakan, pihaknya sudah merampungkan kurikulum dan silabus untuk diterapkan di semua sekolah yang ada di Konut.

Selain itu, pihaknya juga sebelumnya sudah membuat pelatihan dengan mengundang narasumber dari akademisi dan tokoh adat.

Hartawan mengungkap, pihaknya tak hanya mendorong sebatas bahasa Tolaki yang masuk dalam kurikulum pembelajaran, tetapi meluas kepada budaya.

BACA JUGA:  Langkah Bupati Konawe Utara dalam Mengendalikan Inflasi

Kondisi itu membuat pihaknya menyiapkan buku khusus yang berbeda dengan pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Tolaki pada umumnya.

“Sekarang kita tinggal terkendala bahan ajarnya. Kami masih menyusun buku paketnya karena harus sesuai dengan kurikulum yang kita buat,” terangnya.

“Kemarin ada buku paketnya ditawarkan tapi tidak sesuai dengan kurikulum yang ada.
Muatan lokal yang kita masukkan bukan hanya sekadar bahasa Tolaki tetapi juga budaya tolaki,” tambahnya.

BACA JUGA:  Diperuntukkan untuk Lansia, Pemdes Abengi Salurkan BLT DD kepada 23 KPM

Hartawan mengurai, dengan penekanan kepada budaya, dalam proses pembelajaran tak lagi hanya sebatas belajar bahasa tetapi juga belajar budaya.

“Jadi tidak hanya bicara bahasa tetapi lebih kepada budaya, seperti terkait tarian, prosesi adat, dan sejenisnya,” jelasnya.

Dengan model semacam ini, menurutnya tak hanya melestarikan bahasa tetapi juga budaya Tolaki.

“Kalau berbicara pelestarian tentu sasarannya nanti kepada generasi muda,” tutupnya. (SS/Ed)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!