KENDARI, SULTRASATU.COM – Puluhan Guru dan Siswa dari SMA Negeri 1 Wawotobi melakukan aksi demonstrasi di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (10/10/2022).
Aksi tersebut buntut adanya dugaan LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender dari Kepala Sekolah berinisial SH terhadap seorang guru SMA Negeri 1 Wawotobi berinisial R.
Peristiwa dugaan pelecehan itu bermula ketika saat itu R bersama SH mengikuti kegiatan pelatihan di salah satu hotel di Kota Kendari beberapa waktu lalu.
“Saat itu, saya lagi baring dalam kondisi tengkurap kemudian Kepsek tersebut langsung menaiki punggung saya,” kata R kepada awak media di Kantor Dikbud Sultra.
Tidak hanya itu, seorang siswa SMA Negeri 1 Wawotobi berinisial H juga mengaku bahwa SH (Oknum Kepsek) sempat mengajaknya untuk melakukan perbuatan tak senonoh tersebut.
H mengatakan, awalnya ia ditawarkan uang sebesar Rp 200 ribu dari Oknum Kepsek sebagai upah agar memijatnya.
“Dia panggil kami untuk minta dipijat-pijat, tapi sesampainya di dalam ruangan lain yang dia suruh,” katanya.
H juga mengaku bahwa ia bersama temannya mendapat ancaman dari SH jika tidak menuruti kemauannya.
“Dia suruh saya. Tapi saya suruh temanku untuk lakukan hubungan badan. temanku diancam pake parang jika dia tidak ikutkan maunya maka dia akan dipotong,” bebernya.
Sementara itu, pihak Dikbud Sultra, Husrin mengatakan, bahwa yang bersangkutan telah memohon untuk diberhentikan sebagai kepala sekolah dengan alasan kesehatan.
“SH datang dua kali di Dinas Pendidikan untuk menyampaikan permohonan pemberhentian sebagai Kepsek,” kata Husrin.
Hingga berita ini diterbitkan, oknum Kepsek SMA Negeri 1 Wawotobi belum dapat dikonfirmasi terkait laporan tersebut. (Ar)