AdvertorialHeadline NewsPariwisata

Makna Tarian Kolosal yang Ditampilkan dalam Festival Konasara HUT Konut

Avatar
669
×

Makna Tarian Kolosal yang Ditampilkan dalam Festival Konasara HUT Konut

Sebarkan artikel ini

KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM – Bupati Kabupaten Konawe Utara, Dr. Ir. H. Ruksamin, S.T., M.Si, IPU ASEAN Eng memaparkan arti tarian kolosal yang ditampilkan pada acara hari ketiga Festival Konasara HUT ke-17 Konut, Senin (1/1/2024).

Menurut Bupati Ruksamin tarian kolosal dimulai tari adat modinggu, yaitu cara mengupas padi adat suku Tolaki.


Bupati Ruksamin dan Wabup Abuhaera saat lulo bersama siswa dan penonton yang hadir dala Festival Konasara HUT Konut.

“Makanya tadi dalam tarian ada ousa dan oalu yang artinya tempat mengupas atau menumbuh padi,” terang Bupati Ruksamin usai acara hari ketiga Festival Konasara HUT ke-17 Konut di Bundaran CBD Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera.

Dalam tarian juga ditampilkan ketika masa kesulitan ekonomi, kemudian berubah sehingga bisa menjadi sarjana.

BACA JUGA:  Dihadiri Tenaga Ahli Staf Presiden, Kepala Desa Wolasi Minta Perbaikan Sarana Olahraga Lewat Pantun
Tarian modinggu dalam Festival Konasara HUT Konut.

Makna tarian yang ditampilkan saat anak-anak sarjana itu sebab kehadiran pemerintah daerah yang memberikan beasiswa.

“Bahkan dalam tarian, juga terselip makna, pemerintah daerah  memberikan biaya kesehatan kepada seluruh anak, hingga pada akhir tarian dilakukan sebuah tarian yang enjoy dengan molulo bersama,” terang Ruksamin.

Tarian modinggu dalam Festival Konasara HUT Konut.

Molulonya tadi kemudian diikuti seluruh warga Konawe Utara, itu tandanya hari ini kita Insyaallah bisa menuju Sultra Maju Untuk Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

BACA JUGA:  Kasatlantas Polresta Kendari Tengah Fokus Tindaki 4 Pelanggaran yang Meresahkan Warga

Ruksamin menjelaskan, dalam tarian kolosal yang dibawakan lebih 1.000 siswa tersimpan makna, bahwa Konawe Utara begitu lengkap dengan sumber daya alamnya.

Tarian modinggu dalam Festival Konasara HUT Konut.

“Tarian tadi bisa kita lihat ada ikan dengan kelautannya. Kemudian tadi ada pertanian bahkan pertambangannya. Ada pariwisatanya termasuk adat budaya,” ujarnya.

Ruksamin mengaku, saat ini Konawe Utara telah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), agar tidak terlena dengan sumber daya alam (SDA).

Tarian modinggu dalam Festival Konasara HUT Konut.

“Karena apa? ke depan anak-anak kita tidak boleh jadi penonton di negeri sendiri. SDA harusnya dikelola dengan kemampuan SDM yang kita siapkan sendiri dan hari ini,” tegasnya.

BACA JUGA:  Safruddin Resmi Dilantik Sebagai Penjabat Sekda Konut Oleh Bupati Konut

Dirinya berpesan kepada anak muda di Konut, bahwa dulu masih ada modinggu yang hari ini sudah bertransformasi dengan mesin-mesin yang sudah ada.

Para siswa usai tampil berfoto bersama Bupati Ruksamin dan Wabup Abuhaera.

“Artinya kita siapkan SDM. Orang Konawe Utara tidak boleh tertinggal, dia harus menjadi pemimpin,” tegasnya.

Ia pun mengapresiasi semangat para penari yang luar biasa dan betul-betul menikmati musiknya.

“Semangatnya luar biasa, meskipun kita lihat tadi ada yang pingsan karena memang panas dan kecapean, tapi lebih banyak pingsan karena dia menikmati alunan musiknya,” tutup Ruksamin. (SS/Mita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!