KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM – Bupati Kabupaten Konawe Utara, Dr. Ir. H. Ruksamin, S.T., M.Si, IPU ASEAN Eng memaparkan arti tarian kolosal yang ditampilkan pada acara hari ketiga Festival Konasara HUT ke-17 Konut, Senin (1/1/2024).
Menurut Bupati Ruksamin tarian kolosal dimulai tari adat modinggu, yaitu cara mengupas padi adat suku Tolaki.
“Makanya tadi dalam tarian ada ousa dan oalu yang artinya tempat mengupas atau menumbuh padi,” terang Bupati Ruksamin usai acara hari ketiga Festival Konasara HUT ke-17 Konut di Bundaran CBD Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera.
Dalam tarian juga ditampilkan ketika masa kesulitan ekonomi, kemudian berubah sehingga bisa menjadi sarjana.
Makna tarian yang ditampilkan saat anak-anak sarjana itu sebab kehadiran pemerintah daerah yang memberikan beasiswa.
“Bahkan dalam tarian, juga terselip makna, pemerintah daerah memberikan biaya kesehatan kepada seluruh anak, hingga pada akhir tarian dilakukan sebuah tarian yang enjoy dengan molulo bersama,” terang Ruksamin.
“Molulonya tadi kemudian diikuti seluruh warga Konawe Utara, itu tandanya hari ini kita Insyaallah bisa menuju Sultra Maju Untuk Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Ruksamin menjelaskan, dalam tarian kolosal yang dibawakan lebih 1.000 siswa tersimpan makna, bahwa Konawe Utara begitu lengkap dengan sumber daya alamnya.
“Tarian tadi bisa kita lihat ada ikan dengan kelautannya. Kemudian tadi ada pertanian bahkan pertambangannya. Ada pariwisatanya termasuk adat budaya,” ujarnya.
Ruksamin mengaku, saat ini Konawe Utara telah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), agar tidak terlena dengan sumber daya alam (SDA).
“Karena apa? ke depan anak-anak kita tidak boleh jadi penonton di negeri sendiri. SDA harusnya dikelola dengan kemampuan SDM yang kita siapkan sendiri dan hari ini,” tegasnya.
Dirinya berpesan kepada anak muda di Konut, bahwa dulu masih ada modinggu yang hari ini sudah bertransformasi dengan mesin-mesin yang sudah ada.
“Artinya kita siapkan SDM. Orang Konawe Utara tidak boleh tertinggal, dia harus menjadi pemimpin,” tegasnya.
Ia pun mengapresiasi semangat para penari yang luar biasa dan betul-betul menikmati musiknya.
“Semangatnya luar biasa, meskipun kita lihat tadi ada yang pingsan karena memang panas dan kecapean, tapi lebih banyak pingsan karena dia menikmati alunan musiknya,” tutup Ruksamin. (SS/Mita)