KONAWE SELATAN, SULTRASATU.COM – Ketahanan pangan merupakan pilar penting ketahanan nasional. Memahami hal ini, Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menandai tonggak sejarah dalam upaya mewujudkan swasembada pangan dengan meresmikan Pabrik Penggilingan Padi (Rice Milling Plant/RMP) modern di Desa Puunangga, Kecamatan Lalembuu, Selasa (1/7/2025).
Bupati Irham Kalenggo meresmikan pabrik yang dibangun sejak 2021 dengan total investasi Rp9,7 miliar melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan APBD Murni. Ia menekankan bahwa RMP ini bukan sekadar bangunan, melainkan simbol komitmen daerah dalam menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dan kedaulatan pangan.
“Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Negara yang tak mampu memberi makan rakyatnya adalah negara yang rentan,” tegas Bupati Irham.
Dengan kapasitas pengeringan 30 ton dan produksi beras 4 ton per jam, pabrik ini mampu mengolah gabah lokal yang berpotensi mencapai 20.000 ton per tahun. Produksi beras sebanyak 18.000 ton ini cukup untuk memenuhi kebutuhan Konsel dan bahkan dapat menyuplai daerah sekitarnya.
Harga gabah yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp6.500 per kilogram memberikan peluang emas bagi petani lokal untuk meningkatkan kesejahteraan. Diharapkan petani semakin produktif menghasilkan beras-beras berkualitas.
Pabrik ini dilengkapi sistem pascapanen terintegrasi dan akan dikelola oleh Perumda Wawowonua. Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DPHP), Syamsul, menjelaskan bahwa pembangunan RMP merupakan strategi besar menghadapi tantangan pangan masa depan. Namun, ia juga menekankan perlunya penyempurnaan infrastruktur pendukung seperti drainase, pagar pengaman, dan pelatihan digital bagi petani.
Konsel memiliki luas baku sawah lebih dari 19.500 hektar dengan intensitas tanam dua kali setahun di lebih dari 12.000 hektar. Kecamatan Lalembuu, Basala, Tinanggea, Laeya, dan Konda menjadi sentra produksi gabah. Pabrik ini tak hanya sebagai penggiling padi, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah, menghasilkan beras lokal unggulan bernama “SETARA” (Sehat, Cerdas, dan Sejahtera).
Ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya petani. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk keberlanjutan program ini. Peresmian dihadiri Wakil Bupati, DPRD, Sekda, kepala OPD, tokoh adat, dan pemuda, menunjukkan bahwa pembangunan pangan bukan hanya soal teknis, tetapi juga nilai budaya dan kepemimpinan.
Bupati Irham berharap RMP ini dapat menjadi mesin penggiling kemiskinan dan ketimpangan. Ketahanan pangan adalah ketahanan negara, dan Konsel telah menunjukkan komitmen nyata untuk mewujudkannya. (ADV)