RAHA, SULTRASATU.COM – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Loghia Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi salah satu sekolah penggerak penerapan kurikulum merdeka belajar, bersama dua sekolah lainnya yakni SMAN 1 Watopute dan SMAN 2 Parigi, Selasa (31/5).
Pencapaian tersebut, diraih berkat kepiawaian Kepala SMAN 1 Loghia Achmad Djaya Adi, dalam meloloskan satuan pendidikan yang dipimpinnya, dalam seleksi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa waktu lalu.
Kepala SMAN 1 Loghia, Achmad Djaya Adi saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, untuk terpilih sebagai pilot project penggerak kurikulum merdeka belajar, sekolah mengikuti dua tahapan seleksi yang dilaksanakan oleh Kemendikbud.
“Dalam seleksi tersebut, terlebih dahulu mendaftar online, di laman Kemendikbud. Setelah mengisi biodata dan esai, lalu terpilihlah lima sekolah di Kabupaten Muna untuk mengikuti seleksi tahap kedua,” jelasnya.
Kelima Kepala sekolah tersebut lanjut dia, lalu mengikuti tes mengajar dan wawancara melalui aplikasi Google Map yang dilakukan secara langsung, oleh Kementerian dan dinilai oleh fasilitator nasional, yang kompeten untuk memastikan kepala sekolah tersebut layak. Serta memiliki kompetensi .
“Jadi yang mengikuti tes itu kepala sekolah. Kami dinilai, apakah mampu melaksanakan program sekolah mandiri, serta bagaimana pemahaman kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan,” ungkapnya.
Hasil tes tahap dua tersebut tambah Achmad Djaya Adi, meloloskan SMAN 1 Loghia dan dua sekolah lainnya, sebagai sekolah penggerak. Tidak serta merta, membuat sekolah yang dipimpinnya langsung lolos. Namun, selanjutnya kepala sekolah mengikuti tahapan verivikasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud ) Provinsi Sultra, terkait kesiapan sekolah dan sumber daya sekolah.
“Setelah kami lolos verivikasi, barulah diberikan Surat Keputusan (SK) dari Kemendikbud sebagai pilot project sekolah penggerak dan otomatis menerapkan kurikulum merdeka belajar tahun ini,” terangnya.
Setelah melalui proses seleksi sambung Achmad, yang cukup panjang tersebut, maka mulai tahun pelajaran 2022/2023, SMAN 1 Loghia menjadi percontohan bagi sekolah yang lain dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar.
“Dengan penerapan kurikulum merdeka belajar di SMAN 1 Loghia, maka punya konsekuensi terhadap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dimana kurikulum merdeka itu tidak mengenal penjurusan di kelas X (sepuluh),” tukasnya.
Laporan:Utomo
Editor:Red