Advertorial

Dispar Sultra Pastikan Tumpahan Ore Nikel di Labengki Tak Pengaruhi Spot Destinasi Wisata

sultrasatu
960
×

Dispar Sultra Pastikan Tumpahan Ore Nikel di Labengki Tak Pengaruhi Spot Destinasi Wisata

Sebarkan artikel ini
Kadis Pariwisata Konut, Riyas Aritman bersama Kadis Parekraf Sultra saat meninjau Desa Wisata Labengki

KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM – Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Belli S.E., M.Si. memastikan tumpahan ore nikel di Desa Labengki, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara (Konut) tidak mempengaruhi destinasi spot wisata.

Kadis Pariwisata Konut, Riyas Aritman bersama Kadis Parekraf Sultra saat meninjau tumpahan ore nikel di perairan Labengki

Hal itu disampaikan Belli setelah pihaknya bersama Kepala Dinas Pariwisata Konawe Utara, Ir. Riyas Aritman, S.P., M.Si mengecek langsung lokasi tumpahan ore nikel yang sempat viral di media sosial, Rabu (12/06/2024).

BACA JUGA:  Momen Perkokoh Tali Silaturahmi, Buka Puasa Bersama Ruksamin Dihadiri Ribuan Warga

“Beberapa hari yang lalu sempat viral soal adanya tongkang dari perusahaan ore nikel yang sempat tumpah. Alhamdulillah sudah kita cek dan itu cukup jauh dari Desa Wisata Labengki dan beberapa spot destinasi yang sering dikunjungi turis,” ujar Belli.

Bingkai Dispar

Bingkai ekoran dikbud bkad scaled

Kadis Pariwisata Konut, Riyas Aritman bersama Kadis Parekraf Sultra saat meninjau tumpahan ore nikel di perairan Labengki

Meski begitu, Belli meminta kepada pihak terkait untuk segera mengambil tindakan agar kejadian yang sama tidak terjadi kembali.

“Kita tidak berharap hal ini berlarut-larut. Mudah-mudahan pihak terkait segera mengambil tindakan konkrit supaya hal ini jangan terulang lagi,” katanya.

Kadis Pariwisata Konut, Riyas Aritman bersama Kadis Parekraf Sultra saat meninjau tumpahan ore nikel di perairan Labengki

Menurut Belli, jika kejadian tumpahan ore nikel terjadi setiap saat, ditakutkan Desa Wisata Labengki yang sudah punya nama besar dan sudah mendunia bahkan dikunjungi wisatawan asing kelak akan hilang nanti.

“Karena kalau kondisi terus-terusan begini, kami juga agak sedikit khawatir akan sulit menjual Labengki di tengah isu kerusakan lingkungan di sekitaran Desa Labengki ini,” terangnya. (SS/EKO)