KENDARI, SULTRASATU.COM- Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari gencar menyerukan stop bullying di lingkungan sekolah dengan sosialisasi menekankan pentingnya kolaborasi guru dan orangtua siswa.
Kegiatan ini dilakukan merespon aduan terhadap masih maraknya akan tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kendari, DR Haslita, Senin (7/10/2024), mengatakan, kali ini kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan di SDN 84 Kendari pada Selasa (8/10/2024).
Mulai sejak waktu apel pagi hingga selesai, yang melibatkan semua warga sekolah, baik guru, siswa, termasuk para orangtua.
“Mewujudkan stop bullying di sekolah, maka warga sekolah wajib memahami, utamanya kolaborasi guru dan orangtua sehingga bisa mengidentifikasi ciri-cirinya, dalam rangka pencegahan dini termasuk penanganannya,” ungkapnya.
“Sehingga kedepan secara bersama-sama menjadikan semua sekolah yang ada di Kota Kendari bebas dari bullying,” tambahnya.
Dia mengatakan, sosialisasi stop bullying dengan melakukan road to school membawa istilah 3 M yakni menyapa, menyayangi, dan mengayomi.
Ini dilakukan agar para siswa memahami bahaya melakukan tindak kekerasan atau bullying atau perundungan.
Dimana, secara sengaja menyakiti, mengganggu, dan mengusik orang lain secara berulang, baik itu yang bersifat fisik ataupun verbal kepada orang dianggap lemah.
“Para orang tua penting mengenali ciri-ciri tindakan ini, agar bersama-sama meminimalkan terjadinya bullying di sekolah dan menularkan dimana pun berada, karena kalau tidak, maka bisa menggiring tindakan tersebut berisiko hukum,” imbuhnya.
“Salah satu cara dilakukan, orang tua memberikan edukasi kepada anaknya bahwa tidak boleh melakukan kekerasan seperti mencubit maupun menghina,” tambahnya.
Lanjutnya, dalam sosialisasi stop bullying, DP3A Kota Kendari juga memberikan layanan gratis terkait layanan konseling bagi keluarga yang membutuhkan bimbingan.
Misalnya, ketika anak tidak mau ke sekolah, maka bisa mendapatkan layanan tersebut oleh petugas-petugas yang ahli dibidangnya, termasuk psikolog.
“Jadi layanan psikolog bisa untuk siapa saja, bukan berarti hanya untuk anak berkebutuhan khusus. Saat ingin mengetahui kemampuan anak, maka bisa mendatangi psikolog,” tambahnya.
Dia pun berharap, agar kegiatan tersebut bisa mendapatkan respon positif dari semua pihak, utamanya para orang tua, terlebih DP3A Kota Kendari menargetkan 100.000 pada tahun 2024, agar anak-anak memahami bahaya tindakan bullying di manapun berada. (SS/Ed)