Metro Kota

Demo Soal Banjir di Kendari Berakhir Ricuh, Massa Dibubarkan Paksa Berujung Aksi Premanisme

Redaksi 01
737
×

Demo Soal Banjir di Kendari Berakhir Ricuh, Massa Dibubarkan Paksa Berujung Aksi Premanisme

Sebarkan artikel ini
Potongan video ricuh saat demo di depan Kantor Balai Kota Kendari.

KENDARI, SULTRASATU. COM- Aksi unjuk rasa Aktivis Muda Indonesia (KAMI) Sultra dan Aliansi Pemuda Sultra terkait masalah banjir di Kota Kendari, berkahir ricuh.

Massa yang melakukan aksi di Kantor Balai Kota Kendari, Senin (14/10/2024) dibubar paksa hingga berujung aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh oknum.

Idul Fitri 1446 H | Pemda Konawe Utara  

Seyogyanya, aksi unjuk rasa itu dilakukan menuntut ketegasan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dalam menyikapi maraknya pembangunan perumahan subsidi ataupun komersil yang dinilai ugal-ugalan dan menjadi salah satu penyebab banjir.

Jenderal Aksi Andri Togala menjelaskan beberapa waktu lalu Kota Kendari hampir lumpuh dikarenakan banjir di beberapa titik di Kota Kendari.

Untuk itu pihaknya meminta tindakan tegas dari Pemkot Kendari dalam hal ini Dinas PUPR Kota Kendari untuk menghentikan pembangunan perumahan yang dinilai secara ugal-ugalan, dan diduga tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.

BACA JUGA:  Personel Polda Sultra Salurkan Bantuan Sumbangan untuk Korban Gempa Cianjur

“Langkah ini kita ambil sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Kota Kendari, apalagi di musim penghujan, kita semua merasakan dampaknya, termasuk saya juga menjadi korban banjir,” kata Pemuda Kendari ini.

“Ini kita bertandang ke Pemkot Kendari untuk menghentikan pembangunan perumahan yang ugal-ugalan dan tidak mengusulkan kuota perumahan subsidi lagi,” tambahnya.

Lanjut jebolan aktivis HmI ini membeberkan pembangunan perumahan yang diduga tidak memperhatikan lingkungan sekitar menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Kendari.

“Kita bisa lihat bersama kemarin, salah satu penyebab banjir karena pembangunan perumahan yang diduga ugal-ugalan dan tidak memperhatikan lingkungan sekitar, serta belum lagi pembukaan lahan baru tanah kaplingan, yang mengubah bentuk alam dan lingkungan yang tadinya bukit dan pohon-pohon dikasih rata semua, rawa-rawa ditimbun, tetapi tidak memperhatikan lingkungan sekitar,” bebernya.

BACA JUGA:  Polda Sultra Ungkap Capaian dan Tantangan Tugas Selama Tahun 2024

“Dan untuk itu kita minta tindakan tegas, apalagi kemarin akibat peristiwa banjir menimbulkan korban jiwa, ada bayi yang terseret arus, dan ada orang tua di kota lama yang kaget dan meninggal dunia karena banjir,” ungkapnya.

Pihaknya menuturkan bahwa jika peristiwa ini berulang-ulang, maka Kota Kendari akan menjadi langganan banjir.

“Belum lagi pembukaan lahan di Nanga-nanga dan Tahura Nipa-nipa yang nyata-nyata status kawasan tapi sampai saat ini tidak ada tindakan,” tuturnya.

BACA JUGA:  Dilapor atas Dugaan Penggelapan Dana, Ini Penjelasan Kuasa Hukum Dirut PT Mandala Jayakarta

Namun aksi Andri Togala dan kawan-kawan tidak ditemui oleh pemangku kewenangan malah berujung dugaan tindakan premanisme dari sejumlah oknum saat melakukan aksi demonstrasi di Kantor Pemkot Kendari.

“Kita sampaikan aspirasi kami mewakili masyarakat, kita mau bertemu sama pemangku kewenangan, malah kami dibuat seperti ini, dipukuli bahkan dikejar seperti maling dirumah sendiri, ada apa ini? Apakah Pemkot Kendari melindungi pengusaha perumahan dan tanah kaplingan?,” jelasnya.

“Apa Pemkot Kendari tidak memperdulikan lagi masyarakatnya yang khawatir akan bencana banjir?,” tambahnya.

Untuk itu pihaknya akan melakukan aksi demonstrasi lanjutan menyoal hal tersebut hingga mendapatkan titik terang.

“Kita juga akan laporkan ke APH tindakan premanisme ini,” pungkasnya. (SS/ED)