KENDARI, SULTRASATU.COM – Kabar duka menyelimuti civitas akademika Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Rektor baru UHO, Prof. Armid, S.Si., M.Si., M.Sc., D.Sc meninggal dunia pada Sabtu (23/8/2025) sekira pukul 20.07 Wita, setelah mengalami serangan jantung.
Tak banyak yang menyangka rektor yang baru menjabat 23 hari itu akan pergi begitu cepat. Sebab almarhum masih mengikuti kegiatan pembukan dan jalan santai dalam rangka Dies Natalis ke-44 UHO pada pagi hari. Seusai kegiatan yang berlangsung penuh keceriaan itu, beliau dikabarkan mendadak mengalami serangan jantung hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Kabar berpulangnya Prof. Armid dibenarkan langsung oleh Wakil Rektor II UHO, Prof. Ida Usman. Ia mengonfirmasi bahwa pimpinan universitas kebanggaan Sultra itu telah menghadap sang Khalik.
“Betul, bapak Rektor meninggal dunia. Tadi masih sempat mengikuti jalan santai Dies Natalis UHO,” katanya.
Bagi banyak orang, kepergian Prof. Armid bukan sekadar kehilangan seorang rektor, melainkan hilangnya sosok akademisi visioner yang konsisten memperjuangkan masa depan pendidikan tinggi di daerah ini. Di bawah kepemimpinannya, UHO bergerak menjadi universitas yang lebih terbuka, kompetitif, dan berdaya saing di tingkat nasional.
Rekam jejak Prof. Armid selama ini dikenang sebagai pemimpin yang rendah hati, dekat dengan mahasiswa, serta aktif mendorong lahirnya inovasi akademik. Ia bukan hanya rektor di atas podium, tetapi juga sosok yang hadir di tengah aktivitas mahasiswa dan dosen, membuka ruang dialog, serta memberi teladan tentang pentingnya integritas dalam dunia akademik.
Tak heran, kabar wafatnya segera memunculkan gelombang duka dari berbagai kalangan—mulai dari mahasiswa, rekan sejawat, hingga masyarakat luas yang mengenalnya sebagai pribadi hangat dan sederhana.
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga dan Universitas Halu Oleo masih mempersiapkan pernyataan resmi terkait prosesi pemakaman almarhum. Doa dan penghormatan mengalir deras, menandai betapa besarnya kehilangan yang dirasakan masyarakat Sulawesi Tenggara atas kepergian salah satu putra terbaiknya. (Ed)













