KONAWEUTARA,SULTRASATU.COM- TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 tahun 2024 di Kabupaten Konawe Utara (Konut) resmi dibuka, Rabu (24/7). Pembukaan berlangsung di Lapangan Bola, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Rabu (24/7).
Tema kegiatan “Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”. Turut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Konut, Arifuddin sekaligus membuka acara kegiatan TMMD ke 121 tahun 2024.
Untuk menyukseskan program ini, Komando Distrik Militer (Kodim) 1430 Konut menurunlan 150 personel gabungan.
TMMD ke 121 ini dilaksanakan secara serentak di tiga wilayah, yakni Kolaka, Kolaka Timur dan Konut. Khususnya wilayah Konut, sasaran TMMD yakni Desa Asemi Nunulai dan Motui.
Sekda Konut Arifuddin mengatakan program ini bukan sekedar inisiatif melainkan menjadi manifestasi nyata dari komitmen bersama, untuk membangun Indonesia dari desa-desa, menjadikan fondasi yang kokoh untuk pembangunan nasional dan ketahanan nasional yang tak tergoyahkan.
Kata dia, TMMD merupakan cerminan dari semangat gotong royong, yang menjadi ciri khas bangsa indonesia. Ini menjadi panggilan bagi semua untuk berpartisipasi, bergandengan tangan, bekerja sama, dan bergantengan tangan dalam mencapai kemajuan.
“Berterima kasih dan memberikan penghargaan tertinggi kepada komandan Korem 143 Halu Oleo, dan semua anggota yang telah menjawab panggilan ini dengan hati tulus dan nyala semangat,” katanya saat memberikan sambutan.
Kepala Staf Korem 143/Halu Oleo, Kolonel Infantri Singgih Pambudi mengukapkan TNI memilih sasaran yang mempunyai hambatan.
Sehingga, perlu adanya sinergi antara TNI dengan pemerintah daerah karena keutungan bagi pemda adalah bahwa ketika kegiatan dalam pelaksanaan TMMD ini biaya kerjanya di tanggung TNI.
“Jadi ada satuan tugas yang bekerja, soal uang makan dan uang saku di tanggung oleh TNI. Pemda hanya anggarkan material saja,” bebernya.
Ia menuturkan pihaknya tidak melaksanakan sasaran secara fisik saja tetapi juga non fisik, dimana saat ini dalam menghadapi ancaman tetang rakidalisme, narkoba dan LGBT.
Kegiatan non fisik seperti tetang cinta tanah air, bela negara, dan pelaksanaan penanggulangan stanting.
“Disitulah diharapkan tidak hanya membangun jembatan secara fisik tetapi pembangunan jembatan kesatuan. Ini sebuah kerja sama dengan baik. Kemudian akan sangat baik untuk diteruskan di daerah-daerah yang masih membutuhkan,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Dandim 1430 Konut, Letkol ARH Pramono S,Sos M, Han, mengukapkan dalam pertimbangan memilih dua desa tersebut seperti Desa Asemi Nunulai merupakan salah satu desa yang posisinya terisolasi.
Lanjut, untuk menuju desa tersebut cukup jauh kurang lebih 27 km, dengan waktu yang akan di tempuh sekitar 1 jam 30 menit, dengan medan berpariasi.
“Khususnya desa terpilih diharapankan bila nanti kita membangun desa tersebut maka distribusi logistik bagi masyarakat dapat menjual hasil panen dalam perkebunannya yang di manfaatkan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan sasaran pertama di Desa Asemi Nunulai yaitu peningkatan jalan dengan jarak 1500 meter, perbaikan deker, pembungan MCK, Rehap Mesjid, RDH, perluasan ketahanan pangan dan penyuluhan.
Lanjut, sasaran kedua di Desa Motui yaitu pembuatan sumur bor dan pembukaan lahan yang nantinya digunakan untuk penanaman jagung.
“Personel dilibatkan sebanyak 150 orang terdiri dari beberapa instansi yakni bataliom 725, jajaran korem, TNI AL, dan TNI AU polri dan masyarakat lainnya 350,” pungkasnya. (SS/Ed)