KONAWE SELATAN, SULTRASATU.COM – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) Republik Indonesia dr. Hasto Wardoyo mengukuhkan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) Konawe Selatan (Konsel) di Auditorium Lantai lll Kantor Bupati, Rabu, 23 Agustus 2023.
Pengukuhan dilakukan sebagai apresiasi Kepala BKKBN RI atas Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting.
Adapun bapak/bunda Asuh Anak Stunting Konsel yang dilantik adalah Bupati Konawe Selatan, Wakil Bupati, Sekertaris Daerah, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Kemenag, Ketua DPRD Konawe Selatan.
“Diharapkan yang dilantik mampu berkolaborasi menjadi garda terdepan dalam penurunan angka stunting di Konawe Selatan,” harap dr. Hasto Wardoyo.
Diketahui, sebelum melantik BAAS, dr. Hasto mengunjungi Puskesmas Palangga dalam rangka menyaksikan langsung pelayanan KB di Desa Wawongguru.
Dalam kunjungan itu, Hasto menjelaskan, bahwa berdasarkan penegasan Presiden Indonesia Emas 2045, harus diwujudkan karena bangsa ini memiliki potensi meraih manfaat atas bonus demografi.
Penentu bonus demografi adalah generasi muda. Apabila generasi muda dapat mengatur kelahiran, maka stunting dapat dihindari.
“Oleh karenanya stunting harus bisa diatasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut dr. Hasto, usia sehat untuk menikah dalam mencegah terjadinya stunting adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, termasuk menjaga tekanan darah maupun hemoglobin (Hb) bagi remaja maupun calon pengantin.
Olehnya itu, dirinya berharap semua kader dan TPK paham tentang makna stunting.
“BKKBN juga memiliki Satgas Stunting yang siap membantu percepatan penurunan stunting di Kabupaten Konawe Selatan,” Kata Hasto.
Sementara, Bupati Konsel Surunuddin Dangga mengungkapkan, sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, pihaknya komitmen dalam penanganan stunting ini.
“Konawe Selatan telah memiliki fasilitas kesehatan 26 Puskesmas 5 diantaranya sudah BLUD dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah. Ini adalah modal kita dalam menangani KB dan stunting sesuai amanah dari presiden melalui kepala BKKBN dan kita sebagai garda terdepan,” tegasnya.
Namun demikian Surunuddin mengaku, pihaknya masih mendapatkan kendala dalam pelayanan kesehatan khususnya di wilayah laut, terdapat sebelas desa masih dalam katagori tertinggal yang juga tentu berdampak pada pelayanan kesehatan.
“Dengan wilayah luas tentu memerlukan personil yang banyak, sehingga optimalisasi pelayanan stunting dan KB ini membutuhkan supor sistem dari pemerintah pusat agar dapat mencapai target yang ditentukan,” bebernya.
Diketahui, Konawe Selatan menurut BPS angka stunting berada di 28%. Sementara untuk target penurunan angka stunting tingkat nasional berada pada 14% di tahun 2024.(*)