AdvertorialPeristiwa

Dinas Pariwisata Konut Dorong Pengelolaan Homestay di Destinasi Wisata

sultrasatu
590
×

Dinas Pariwisata Konut Dorong Pengelolaan Homestay di Destinasi Wisata

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pariwisata Konawe Utara, Ir. Riyas Aritman, S.P., M.Si (tengah)

KONAWE UTARA, SULTRASATU.COM – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Konawe Utara (Konut) terus mendorong pengelolaan homestay di daerah objek wisata.

Dorongan itu untuk meningkatkan homestay yang selama ini menjadi kendala dalam peningkatan daya tarik wisata yang ingin berlibur lebih lama di Konut.

Kepala Dinas Pariwisata Konawe Utara, Ir. Riyas Aritman, S.P., M.Si mengatakan, untuk mendorong pengelolaan homestay, dispar telah melaksanakan pelatihan pengelolaan homestay khususnya masyarakat yang ada di daerah objek wisata bulan Februari 2024 lalu.

Pelatihan pengelolaan homestay yang digelar Dispar Konut.

“Kita sudah lakukan bimbingan teknis (bimtek) pengelolaan homestay untuk desa wisata Laimeo, Ulusawa, Taipa, Wawolesea, dan Labengki terkait dengan pengelolaan homastay, standarisasi homestay sesuai dengan aturan yang ada. Ini menjadi spirit untuk masyarakat di daerah wisata,” ujar Aritman.

BACA JUGA:  Bupati Bersama Dua Kepala OPD Konut Konsultasi di Kantor Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri

Menurut Riyas, bimtek bulan Februari lalu, dihadiri langsung narasumber yang berkompeten yakni Ketua Ikatan Homstay Sulawesi Tenggara (Sultra).

Bingkai Dispar

Bingkai ekoran dikbud bkad scaled

“Bimtek soal pengelolaan Homestay itu sangat penting. Karena rata-rata orang datang berkunjung di Konut, yang ditanyakan itu salah satunya penginapan dan rumah makan. Makanya pengelolaan homestay ini terus kita dorong,” katanya, Senin (10/06/2023).

Pelatihan pengelolaan homestay yang digelar Dispar Konut.

Ia membeberkan, bahwa jumlah homestay di daerah destinasi wisata Konawe Utara secara keseluruhan sudah mencapai ratusan. Dimana, Desa Wisata Labengki memiliki jumlah homestay terbanyak yakni 70-an.

“Di Labengki yang paling banyak homestay, sisanya ada di Desa Wisata Pantai Taipa, Ulusawa dan lainya. Dan itu ada sekitar 5 buah,” ungkapnya.

Lebih lanjut Riyas mengaku, bahwa keberadaan homestay merupakan usaha pribadi masyarakat, namun Dinas Pariwisata mengambil peran untuk mensuport dalam melakukan pendampingan dan pembinaan, sehingga homestay yang mereka kelola berstandar.

“Keberadaan homestay dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Artinya, kegiatan di objek pariwisata itu memang tumbuh baik jumlah homestay itu sendiri maupun dampak positif untuk masyarakat,” tutupnya. (SS/MT)