KONAWEUTARA, SULTRASATU. COM- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Oheo menggelar karya projek penguatan profil pelajar pancasila (P5), Sabtu (21/12/2024). Kegiatan ini mengusung teman “sampahku tanggungjawabku”.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Konawe Utara (Konut) Asmadin, S.Pd.,M.M melalui Sekertaris (Sekdis) Suyamin S.Pd.,M.A.P dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada guru dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Oheo yang berlokasi di Desa Tadoloiyo, Kecamatan Oheo.
Melalui kegiatan ini, telah menciptakan sebuah karya seni dari barang barang bekas menjadi sebuah benda bernilai ekonomis tinggi.
Karya ditampilkan oleh peserta didik melalui fashion show yang dibuat semua dari barang bekas tanpa menggunakan kain.
Bahan yang digunakan dari bahan bekas seperti kardus, plastik, karung goni dan barang bekas lainnya .
“Gelar Karya P5 SMP Negeri 2 Oheo, dengan mengusung tema gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan dengan judul projek sampahku tanggung jawabku, ” terang Suyamin.
Suyamin mengatakan tema ini diangkat untuk membangun kesadaran siswa akan tanggung jawab diri sendiri dan lingkungan akan sampah yang ada disekitar peserta didik.
“Dalam kegiatan ini peserta didik dilatih untuk melakukan inovasi dalam pengolahan sampah secara efisien dan dapat menciptakan produk yang memiliki nilai estetik dan berdaya guna,” ungkapnya.
Gelar karya projek penguatan profil pelajar Pancasila pada SMPN 2 Oheo merupakan tindak lanjut projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Dibeberkan, salah satu inovasi dalam Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
“Tujuannya yakni mengembangkan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga siswa dapat mengamati dan menyelesaikan masalah di sekitar, ” ungkapnya.
Lanjutnya, prinsipnya yakni Holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif Metode pembelajaran: Interaktif, dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
“Tahapannya mulai dari pengenalan, kontekstualisasi, aksi, dan refleksi, ” ujarnya.
Disebutkan, kegiatan ini berbasis proyek, dengan tema atau permasalahan yang diangkat berbeda-beda di setiap sekolah P5 dirancang untuk memberikan kebebasan dan kemandirian kepada siswa dalam menentukan pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
“Dengan P5, siswa diharapkan dapat mengembangkan potensi mereka secara lebih bebas dan kreatif,” imbuhnya.
“Selain itu siswa dapat menjadi individu yang lebih mandiri dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat untuk menyiapkan peserta didik saat melanjutkan Pendidikan ke jenjang selanjutnya dan Ketika berada di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (SS/ED)