KENDARI, SULTRASATU.COM – Sebanyak 1000 personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari disiagakan untuk mengawal peringatan “September Berdarah” pada Senin (26/9/2022) mendatang.
Peringatan yang tiap tahun digelar oleh mahasiswa tersebut untuk mendesak kepolisian agar segera menuntaskan kasus penembakan Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi yang tewas tertembak oleh aparat kepolisian saat melakukan demonstrasi pada tahun 2019 lalu.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol Muhammad Eka Fathurrahman mengatakan, personel yang akan diturunkan adalah gabungan dari anggota Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Seribu personel pertama dari Polres sendiri karena kekurangan dari staf Polres. jadi kami melibatkan juga Polsek dan kemudian kami dibackup dari satuan atas yaitu Polda Sultra, staf Polda ini terdiri dari Polairud dan Brimob,” kata Eka kepada awak media, Sabtu (24/9/2022).
Eka juga membeberkan, pihaknya telah mengatur penempatan personelnya pada titik-titik rawan.
“Penempatan personel juga kami sudah tentukan yang menjadi kerawanan. Sekali lagi kami akan mengedepankan sikap yang tidak arogansi dan kami polisi yang humanis,” beber Eka.
Lanjut, Polisi berpangkat tiga bunga melati emas di pundak itu mengungkapkan, agar peringatan September Berdarah itu berlangsung aman dan kondusif, pihaknya akan menerapkan pengawalan yang humanis.
“Mengingat pengalaman kemarin teman-teman mahasiswa melaksanakan kegiatan aksi unjuk rasa berkaitan dengan penolakan kenaikan harga BBM yang ada di DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara alhamdulillah berjalan aman kondusif. Nah pola ini akan kami kedepankan lagi, bahwa kami mengedepankan pola humanis tidak ada bentrok atau benturan fisik dengan teman mahasiswa,” ungkap Eka.
Ia berharap, aksi yang akan digelar oleh mahasiswa bisa berlangsung aman tanpa adanya korban.
“Teman-teman mahasiswa juga sudah sepaham dengan kami, jadi inshaallah pada tanggal 26 besok situasi ini kami pertahankan, teman-teman tidak terpancing dengan situasi sehingga penyampaian aspirasi bisa aman kondusif,” harapnya.
Mantan Dirnarkoba Polda Sultra itu juga mengimbau kepada mahasiswa agar dalam menyampaikan aspirasinya tidak anarkis.
“Kami akan melayani dan mengawal aksi penyampaian pendapat dengan humanis tentunya dan jangan lagi kedepan ketika ada aksi, menginginkan adanya benturan yang mengakibatkan juga terjadinya korban,” imbau Eka. (Ar)